Berita
Pemkot Cirebon Gelar Lokakarya Konsultasi Pemangku Kepentingan untuk Pengembangan Sanitasi Berkelanjutan
Cirebon - Pj Sekretaris Daerah Kota Cirebon, H Iing Daiman SIP MSi, membuka Lokakarya Konsultasi Pemangku Kepentingan di Hotel Luxton, Selasa (5/11/2024). Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam memperkuat sistem pengelolaan sanitasi terutama dalam menghadapi tantangan pengelolaan air limbah domestik.
Untuk diketahui bahwa Pemerintah Kota Cirebon telah mendapatkan bantuan teknis perencanaan di bidang sanitasi, melalui Sanitation Infrastructure and Institutional Support Program (SIIP) – Kemitraan Indonesia dan Australia untuk Infrastruktur (KIAT).
Dalam sambutannya, Pj Sekda menyampaikan bahwa lokakarya ini merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Kota Cirebon untuk mewujudkan pengelolaan sanitasi yang lebih baik.
"Kami berharap melalui kegiatan ini dapat terjalin sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Kota Cirebon yang merupakan salah satu kota besar di Provinsi Jawa Barat, menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sanitasi seiring dengan pertumbuhan populasi yang cepat dan urbanisasi yang terus berlangsung.
Pj Sekda menilai, pertumbuhan ini memberikan dampak yang signifikan terhadap kualitas lingkungan dan sanitasi, sehingga dibutuhkan strategi yang holistik dan terintegrasi untuk mengatasi permasalahan ini.
"Kami memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak, baik dalam konteks penyusunan kerangka komitmen hingga identifikasi dukungan pembiayaan, untuk memastikan pengelolaan sanitasi yang efektif, efisien, dan berkelanjutan," lanjutnya.
Pada tahun 2023, capaian akses sanitasi aman di Kota Cirebon mencapai 17,40%, dengan kontribusi Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S) yang dikelola oleh Kelompok Pengelola Pembuangan (KPP) dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPALD-T) skala permukiman yang terdiri dari empat unit Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal.
"Pemeliharaan oleh masyarakat dan optimalisasi infrastruktur yang sudah dibangun harus terus didorong, termasuk dengan dukungan anggaran dan peningkatan kapasitas pengelola serta partisipasi aktif masyarakat," tuturnya.
Peran Pemerintah Kota Cirebon sebagai regulator dan pengawasan pengelolaan sanitasi saat ini perlu terus dilakukan. Untuk itu, Pj Sekda berharap melalui lokakarya ini, dapat menghasilkan identifikasi dukungan pembiayaan yang konkret dan aplikatif untuk mendukung pelaksanaan kegiatan ini.
"Saya juga mendorong agar kita semua terbuka terhadap inovasi dan teknologi terbaru yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pekerjaan. Saya yakin, dengan kerja keras dan dedikasi kita semua, Kota Cirebon dapat menjadi salah satu contoh bagi kota-kota lain dalam pengelolaan air limbah domestik yang berkelanjutan termasuk dalam program SIIP ini," harapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Water Hygiene and Sanitation (Watsan) Coordinator Kemitraan Indonesia Australia Infrastruktur (KIAT) Nur Fadrina Murbas, menyampaikan bahwa lokakarya ini merupakan bagian dari rangkaian diskusi yang telah dilakukan sebelumnya di Kota Cirebon. Salah satu fokus utama adalah penyusunan dan penyelesaian dokumen Rencana Pengembangan Sanitasi Jangka Menengah yang difasilitasi oleh SIIP.
“Pengelolaan sanitasi memerlukan perhatian dari berbagai pihak dan membutuhkan dukungan, komitmen, serta kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, pengelola, dan masyarakat. Target kami, pada tahun 2029 layanan sanitasi di Kota Cirebon di angka lebih dari 45%. Kami yakin ini bisa tercapai dengan adanya kerjasama yang solid dan pengelola yang andal,” katanya.
Dokumentasi : Devi Triya Andriyani
Penulis : Mike Dwi Setiawati
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kota Cirebon
Narahubung: Admin Prokompim (082120387359)
Jalan Siliwangi No. 84, Kota Cirebon, 45124
http://cirebonkota.go.id
Instagram: @prokompimkotacirebon
Pj Sekda menilai, pertumbuhan ini memberikan dampak yang signifikan terhadap kualitas lingkungan dan sanitasi, sehingga dibutuhkan strategi yang holistik dan terintegrasi untuk mengatasi permasalahan ini.
"Kami memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak, baik dalam konteks penyusunan kerangka komitmen hingga identifikasi dukungan pembiayaan, untuk memastikan pengelolaan sanitasi yang efektif, efisien, dan berkelanjutan," lanjutnya.
Pada tahun 2023, capaian akses sanitasi aman di Kota Cirebon mencapai 17,40%, dengan kontribusi Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S) yang dikelola oleh Kelompok Pengelola Pembuangan (KPP) dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPALD-T) skala permukiman yang terdiri dari empat unit Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal.
"Pemeliharaan oleh masyarakat dan optimalisasi infrastruktur yang sudah dibangun harus terus didorong, termasuk dengan dukungan anggaran dan peningkatan kapasitas pengelola serta partisipasi aktif masyarakat," tuturnya.
Peran Pemerintah Kota Cirebon sebagai regulator dan pengawasan pengelolaan sanitasi saat ini perlu terus dilakukan. Untuk itu, Pj Sekda berharap melalui lokakarya ini, dapat menghasilkan identifikasi dukungan pembiayaan yang konkret dan aplikatif untuk mendukung pelaksanaan kegiatan ini.
"Saya juga mendorong agar kita semua terbuka terhadap inovasi dan teknologi terbaru yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pekerjaan. Saya yakin, dengan kerja keras dan dedikasi kita semua, Kota Cirebon dapat menjadi salah satu contoh bagi kota-kota lain dalam pengelolaan air limbah domestik yang berkelanjutan termasuk dalam program SIIP ini," harapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Water Hygiene and Sanitation (Watsan) Coordinator Kemitraan Indonesia Australia Infrastruktur (KIAT) Nur Fadrina Murbas, menyampaikan bahwa lokakarya ini merupakan bagian dari rangkaian diskusi yang telah dilakukan sebelumnya di Kota Cirebon. Salah satu fokus utama adalah penyusunan dan penyelesaian dokumen Rencana Pengembangan Sanitasi Jangka Menengah yang difasilitasi oleh SIIP.
“Pengelolaan sanitasi memerlukan perhatian dari berbagai pihak dan membutuhkan dukungan, komitmen, serta kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, pengelola, dan masyarakat. Target kami, pada tahun 2029 layanan sanitasi di Kota Cirebon di angka lebih dari 45%. Kami yakin ini bisa tercapai dengan adanya kerjasama yang solid dan pengelola yang andal,” katanya.
Dokumentasi : Devi Triya Andriyani
Penulis : Mike Dwi Setiawati
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kota Cirebon
Narahubung: Admin Prokompim (082120387359)
Jalan Siliwangi No. 84, Kota Cirebon, 45124
http://cirebonkota.go.id
Instagram: @prokompimkotacirebon
Terkini
Wujudkan Ekonomi Inklusif, Pemkot Cirebon Fokus Sektor Unggulan dalam RKPD 2027
17 Desember 2025
Operasi Pasar Bersubsidi Stabilkan Harga Pangan Jelang Natal dan Tahun Baru
17 Desember 2025
Pemkot Salurkan Bantuan Sembilan Warga Kota Cirebon Terdampak Bencana Aceh
15 Desember 2025
Cegah Stunting Sejak Dini, Pemkot Cirebon Dorong Peran Keluarga dan Remaja Putri
15 Desember 2025
Langkah Nyata Penataan Kota, Pemkot Cirebon Bongkar Bangunan PKL di Bantaran Sungai Sukalila
15 Desember 2025
Terpopuler
DP3APPKB Kota Cirebon Wujudkan Lingkungan Kerja BERSINAR (Bersih Narkoba)
29 Oktober 2025
Pemkot Cirebon Tandatangani MoU SCLSC, Wujudkan Industrialisasi Pertanian untuk Kurangi Kemiskinan
20 Agustus 2025
Sambut Kunjungan Dankodaeral III TNI AL, Wakil Wali Kota: Sinergi dengan TNI AL Kunci Ketahanan Maritim
20 Agustus 2025
HUT ke-80 RI: Wali Kota Cirebon Ajak Warga Isi Kemerdekaan dengan Kerja Keras, Cerdas, dan Ikhlas
17 Agustus 2025
Wali Kota Ajak Warga Manfaatkan Program Diskon PBB, Langkah Nyata Pemkot Cirebon Perkuat Komitmen Pro-Rakyat
19 Agustus 2025