Berita
Pj Wali Kota Resmikan Aula Wangsakerta, Simbol Identitas Budaya Cirebon
Cirebon - Pj Wali Kota Cirebon, Drs H Agus Mulyadi MSi meresmikan Aula Wangsakerta di Balai Kota, Rabu (11/12/2024). Hadir sejumlah pejabat diantaranya Pj Sekretaris Daerah Kota Cirebon, Dr H Iing Daiman SIP MSi, staf ahli Wali Kota, para asisten, Pj Ketua TP PKK Kota Cirebon, serta kepala perangkat daerah Kota Cirebon.
Dalam sambutannya, Pj Wali Kota menyampaikan bahwa kehadiran Aula Wangsakerta menjadi fasilitas yang sangat penting untuk mendukung berbagai kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan kinerja aparatur sipil negara (ASN) serta pemberdayaan masyarakat.
“Aula ini bukan hanya sekadar ruang fisik, tetapi juga simbol semangat baru dalam bekerja secara kolaboratif dan efektif,” ungkapnya.
Pj Wali Kota juga mendorong para kepala perangkat daerah untuk mengabadikan nama-nama leluhur dalam proses penyelenggaraan pemerintahan. Salah satunya adalah dengan memberikan nama ruangan yang mencerminkan penghormatan kepada leluhur.
“Sebagai warga Cirebon, kita harus bangga dan menjadikan nilai-nilai sejarah serta kearifan lokal sebagai bagian dari identitas dalam pemerintahan,” lanjutnya.
Aula Wangsakerta diharapkan dapat menjadi ruang strategis dan representatif bagi berbagai kegiatan, mulai dari pelatihan, seminar, pertemuan antar organisasi, hingga kegiatan pemerintahan lainnya.
Dengan adanya fasilitas ini, Pj Wali Kota berharap dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih terorganisir dan efisien serta memperkuat kolaborasi antar instansi untuk mencapai tujuan bersama, baik di tingkat pemerintahan maupun masyarakat.
Keberadaan ruang ini menjadi bagian integral dalam mewujudkan pemerintahan yang lebih baik. Fasilitas ini memungkinkan semua kegiatan dilakukan dengan lebih terstruktur dan berbasis kolaborasi yang solid antara berbagai pihak.
Pj Wali Kota menegaskan bahwa Aula Wangsakerta tidak hanya akan menjadi tempat untuk rapat, tetapi juga sebagai wadah untuk pertukaran ide, pengembangan kapasitas, dan memperkuat kerja sama dalam menjalankan program pembangunan.
Pada kesempatan yang sama, Budayawan Cirebon, Jajat Sudrajat, memberikan penjelasan mengenai sejarah nama "Wangsakerta" yang diambil untuk aula ini.
Jajat mengungkapkan bahwa nama tersebut berasal dari Pangeran Raja Adipati (PRA) Wangsakerta, seorang tokoh sejarah penting di Cirebon. PRA Wangsakerta adalah salah satu putra dari Panembahan Ratu, penguasa Cirebon pada abad ke-17.
Dalam sejarahnya, PRA Wangsakerta dikenal sebagai sosok yang memimpin Cirebon ketika Panembahan Ratu beserta dua anaknya ditawan oleh Sultan Amangkurat I di Mataram pada tahun 1665.
Dalam situasi krisis tersebut, PRA Wangsakerta mengambil alih kepemimpinan dan menyelenggarakan pertemuan keluarga besar Panembahan yang dikenal dengan nama Gotrasawala, yang berarti diskusi keluarga.
Setelah situasi politik membaik, PRA Wangsakerta mendirikan padepokan yang terkenal dengan nama Paguron Kerapyak Natakaprabon (Keraton Kaprabonan), yang menjadi pusat pemikiran dan kebudayaan Cirebon.
"Sejarah ini menunjukkan bahwa semangat kepemimpinan dan kebijakan PRA Wangsakerta berperan penting dalam perkembangan sejarah Cirebon," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut Jajat, pemberian nama Aula Wangsakerta diharapkan dapat menginspirasi semangat kerja yang berlandaskan nilai-nilai sejarah dan kebudayaan lokal, serta mempererat hubungan antara generasi masa kini dengan warisan leluhur.
"Aula Wangsakerta bukan hanya berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan pemerintahan, tetapi juga sebagai simbol kebanggaan akan identitas Cirebon yang kaya akan sejarah dan budaya," jelasnya.
Dokumentasi : Dede Sofyan Hadi & Beni Agus Pratama
Penulis : Mike Dwi Setiawati
Narahubung: Admin Prokompim (082120387359)
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan, Setda Kota Cirebon
Jalan Siliwangi No. 84, Kota Cirebon, 45124
http://cirebonkota.go.id
Instagram: @prokompimkotacirebon
Pj Wali Kota juga mendorong para kepala perangkat daerah untuk mengabadikan nama-nama leluhur dalam proses penyelenggaraan pemerintahan. Salah satunya adalah dengan memberikan nama ruangan yang mencerminkan penghormatan kepada leluhur.
“Sebagai warga Cirebon, kita harus bangga dan menjadikan nilai-nilai sejarah serta kearifan lokal sebagai bagian dari identitas dalam pemerintahan,” lanjutnya.
Aula Wangsakerta diharapkan dapat menjadi ruang strategis dan representatif bagi berbagai kegiatan, mulai dari pelatihan, seminar, pertemuan antar organisasi, hingga kegiatan pemerintahan lainnya.
Dengan adanya fasilitas ini, Pj Wali Kota berharap dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih terorganisir dan efisien serta memperkuat kolaborasi antar instansi untuk mencapai tujuan bersama, baik di tingkat pemerintahan maupun masyarakat.
Keberadaan ruang ini menjadi bagian integral dalam mewujudkan pemerintahan yang lebih baik. Fasilitas ini memungkinkan semua kegiatan dilakukan dengan lebih terstruktur dan berbasis kolaborasi yang solid antara berbagai pihak.
Pj Wali Kota menegaskan bahwa Aula Wangsakerta tidak hanya akan menjadi tempat untuk rapat, tetapi juga sebagai wadah untuk pertukaran ide, pengembangan kapasitas, dan memperkuat kerja sama dalam menjalankan program pembangunan.
Pada kesempatan yang sama, Budayawan Cirebon, Jajat Sudrajat, memberikan penjelasan mengenai sejarah nama "Wangsakerta" yang diambil untuk aula ini.
Jajat mengungkapkan bahwa nama tersebut berasal dari Pangeran Raja Adipati (PRA) Wangsakerta, seorang tokoh sejarah penting di Cirebon. PRA Wangsakerta adalah salah satu putra dari Panembahan Ratu, penguasa Cirebon pada abad ke-17.
Dalam sejarahnya, PRA Wangsakerta dikenal sebagai sosok yang memimpin Cirebon ketika Panembahan Ratu beserta dua anaknya ditawan oleh Sultan Amangkurat I di Mataram pada tahun 1665.
Dalam situasi krisis tersebut, PRA Wangsakerta mengambil alih kepemimpinan dan menyelenggarakan pertemuan keluarga besar Panembahan yang dikenal dengan nama Gotrasawala, yang berarti diskusi keluarga.
Setelah situasi politik membaik, PRA Wangsakerta mendirikan padepokan yang terkenal dengan nama Paguron Kerapyak Natakaprabon (Keraton Kaprabonan), yang menjadi pusat pemikiran dan kebudayaan Cirebon.
"Sejarah ini menunjukkan bahwa semangat kepemimpinan dan kebijakan PRA Wangsakerta berperan penting dalam perkembangan sejarah Cirebon," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut Jajat, pemberian nama Aula Wangsakerta diharapkan dapat menginspirasi semangat kerja yang berlandaskan nilai-nilai sejarah dan kebudayaan lokal, serta mempererat hubungan antara generasi masa kini dengan warisan leluhur.
"Aula Wangsakerta bukan hanya berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan pemerintahan, tetapi juga sebagai simbol kebanggaan akan identitas Cirebon yang kaya akan sejarah dan budaya," jelasnya.
Dokumentasi : Dede Sofyan Hadi & Beni Agus Pratama
Penulis : Mike Dwi Setiawati
Narahubung: Admin Prokompim (082120387359)
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan, Setda Kota Cirebon
Jalan Siliwangi No. 84, Kota Cirebon, 45124
http://cirebonkota.go.id
Instagram: @prokompimkotacirebon
Terkini
Wujudkan Ekonomi Inklusif, Pemkot Cirebon Fokus Sektor Unggulan dalam RKPD 2027
17 Desember 2025
Operasi Pasar Bersubsidi Stabilkan Harga Pangan Jelang Natal dan Tahun Baru
17 Desember 2025
Pemkot Salurkan Bantuan Sembilan Warga Kota Cirebon Terdampak Bencana Aceh
15 Desember 2025
Cegah Stunting Sejak Dini, Pemkot Cirebon Dorong Peran Keluarga dan Remaja Putri
15 Desember 2025
Langkah Nyata Penataan Kota, Pemkot Cirebon Bongkar Bangunan PKL di Bantaran Sungai Sukalila
15 Desember 2025
Terpopuler
DP3APPKB Kota Cirebon Wujudkan Lingkungan Kerja BERSINAR (Bersih Narkoba)
29 Oktober 2025
Pemkot Cirebon Tandatangani MoU SCLSC, Wujudkan Industrialisasi Pertanian untuk Kurangi Kemiskinan
20 Agustus 2025
Sambut Kunjungan Dankodaeral III TNI AL, Wakil Wali Kota: Sinergi dengan TNI AL Kunci Ketahanan Maritim
20 Agustus 2025
HUT ke-80 RI: Wali Kota Cirebon Ajak Warga Isi Kemerdekaan dengan Kerja Keras, Cerdas, dan Ikhlas
17 Agustus 2025
Wali Kota Ajak Warga Manfaatkan Program Diskon PBB, Langkah Nyata Pemkot Cirebon Perkuat Komitmen Pro-Rakyat
19 Agustus 2025